Love scrabble tiles on book page

Memelihara Diri dalam Kasih Tuhan

"Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus; Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal; Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu; selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api." (Yudas 1: 17 - 23)

11/8/20253 min read

George Herbert Meat di dalam bukunya Mind, Self, and Society menekankan bahwa manusia memahami dan membentuk realitas dirinya berdasarkan interaksi sosial. Sederhananya, interaksi sosial itu begitu mempengaruhi seseorang di dalam membentuk dirinya dan berinteraksi dengan sekitarnya. Dari sini, kita bisa paham jika lingkungan sekitar kita baik, maka kemungkinan besar kita akan ikut baik di dalam melakukan aturan di tengah masyarakat. Sebaliknya, jika kita berada di tengah masyarakat yang corrupt, maka tak mengherankan kita akan cenderung terpengaruh dengan perilaku tersebut.

Yudas merupakan penulis teks khotbah minggu ini. Dia adalah hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus (lih. ay. 1). Di dalam suratnya ini, Yudas mengingatkan para pembacanya agar berhati-hati, berjaga-jaga, serta mengamati hidup mereka agar jangan terpengaruh dan terganggu oleh orang-orang fasik (1:4, 15). Mereka, orang fasik, hidup menggerutu, menuruti hawa nafsu, perkataan mereka adalah yang bukan-bukan, serta menjilat orang untuk mendapat keuntungan (ay. 16). Selain mereka juga suka mengejek, sejenis merendahkan dan menjatuhkan mereka yang taat kepada Kristus (ay. 18). Inilah yang menjadi fokus Judas melalui surat yang ditulisnya ini. Oleh karena itu, Yudas mengingatkan mereka agar memelihara diri di dalam kasih Tuhan. Lantas, apa dan bagaimana nasehat dari Yudas ini dan bagaimana kita harus meresponnya?

Ada tiga poin yang penting untuk kita renungkan: Siapakah Tuhan yang diproklamsikan di dalam teks ini? Apa yang diminta bagi kita untuk kita lakukan dalam keseharian kita? Apa berita sukacita dari firman ini bagi kita?

1. Tuhan kita di dalam Yesus Kristus adalah sumber rahmat dan hidup yang kekal.

Yudas dengan penuh kesadaran menuliskan posisinya sebagai hamba Yesus Kristus. Ini menjadi bagian paling awal di dalam suratnya ini. Dengan ini, para pembaca mengetahui bahwa suratnya ini memiliki otoritas, yang berasal dari Yesus Kristus, untuk mengajar para pembaca surat ini. Di dalam teks khotbah ini, secara khusus, Yudas menekankan pula pengajaran para rasul. Rasul adalah gelar yang disematkan kepada para murid Yesus yang dekat dan turut di dalam pelayanan Yesus. Sekali lagi, Yudas menegaskan kembali otoritas dari pengajarannya bahwa ajarannya berasal dari Yesus yang diteruskan melalui para rasul. Kemudian di ay. 18, Judas mengingatkan tanda-tanda akhir zaman, di mana para pengejek tampil dan hidup menurut hawa nafsu (ay. 18). Mereka adalah pemecah belah (ay. 20). Jika konsteks ini kita pahami, maka kita bisa membayangkan bagaimana orang-orang percaya bergumul di tengah situasi yang demikian.

Namun demikian, Yudas menekankan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Dia adalah sumber rahmat dan hidup yang kekal (ay. 21). Kenapa Yudas menekankan perihal ini? Sederhananya agar para pembaca berpengharapan di tengah situasi akhir zaman yang akan tiba. Kata Yunani esontai, berarti "akan ada." Kata ini berbentuk future indicative yang berarti sebuah fakta yang akan terjadi di masa depan. Akhir zaman dan kejahatan para pengejek merupakan bagian yang penting untuk disadari oleh orang percaya. Agar mereka kuat, maka mereka penting untuk mengingat bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, sumber rahmat dan hidup yang kekal. Kata Yunani yang digunakan untuk rahmat adalah eleos. Kata ini secara literal berarti compassion (perasaan sayang, ibaah, dan kasihan). Lalu, frasa zeon aionion berarti hidup kekal juga diberitakan oleh Yudas. Kedua aspek penting ini menjadi pengingat agar orang percaya berpengharapan di tengah akhir zaman yang sedang dan akan datang itu.

2. Bangunlah dirimu di atas dasar iman.

Khotbah ini juga mengingatkan akan tugas dan panggilan sebagai orang percaya, yakni membangun diri di atas dasar iman (ay. 20). Kata membangun di sini dekat dengan nuansa membangun bangunan. Artinya adalah setiap orang percaya diminta untuk membangun diri, pribadi, karakter, sikap yang berlandaskan iman kepada Yesus Kristus. Yudas berseru agar orang percaya juga berdoa di dalam Roh Kudus. Doa adalah nafas orang percaya, yang berarti tiada henti-hentinya berdoa. Peran Roh Kudus begitu penting ketika kita berdoa (Bnd. Rom. 8:26-27; Ef. 6:18). Oleh sebab itu, penyerahan diri di dalam Roh Kudus ketika berdoa sepatutnya dilakukan oleh orang percaya.

Judas juga mengigatkan orang percaya agar memelihara diri kita di dalam kasih Allah (ay. 21). Kata Yun. Teresate berbentuk imperative atau perintah. Kata ini berarti pelihara, jaga, dan rawat. Menarik Yudas memberikan analogi membangun kemudian memerintahkan untuk merawatnya. Setelah pribadi yang berlandaskan iman kepada Kristus itu dibangun, maka orang percaya sepatutnya memeliharanya agar terawat dan terjaga. Hal serupa yang terjadi pada rumah kita yang telah dibangun. Jika kita tidak merawatnya, maka rumah tersebut akan mudah rusak. Memelihara adalah proses yang lebih berat ketimbang membangun. Kenapa demikian? Sebab membangun itu kesulitannya adalah ketika kita memulai apalagi jika dari nol. Sebaliknya, memelihara itu menuntut perjuangan sepanjang kita hidup di dunia ini. Kedisiplinan dan ketekunan adalah kata kunci agar diri yang beriman kepada Kristus itu terpelihara dengan baik. Berdoa dan menghidupi firman Tuhan adalah bagian dari memelihara diri di dalam kasih Allah.

3. Belas kasih kepada semua orang.

Pada bagian akhir teks khotbah ini, Yudas meminta orang percaya agar memberi belas kasih kepada yang ragu-ragu. Kemudian, belas kasih kepada yang lain juga. Di sini, lebih merujuk kepada mereka yang melakukan tindakan cemar dan keinginan dosa (ay. 23). Sederhananya, belas kasih itu disampaikan kepada semua orang. Agar lewat kita yang percaya mereka yang ragu dan hidup di dalam kecemaran juga mendengar dan merasakan belas kasih Allah. Kita telah menerimanya lewat pengorbanan Yesus Kristus. Selanjutnya, kita diminta untuk memberitakan belas kasih Allah hingga ke seluruh dunia (Amanat Agung Yesus Kristus). Kata Yunani yang digunakan untuk belas kasih di sini adalah eleate. Belas kasih merupakan pemberian kepada mereka yang dikasihi, yang tidak sanggup untuk mengupayakannya. Belas kasih itu begitu berharga sebab tidak dapat dibeli atau diupayakan oleh kemampuan kita. Siapapun kita, yang ragu, yang bergumul, atau pendosa, ingatlah belas kasih Allah disampaikan kepadamu saat ini. Kasih Allah begitu besar bagimu. Oleh karena itu, peliharalah dirimu di dalam kasih-Nya.

Tuhanlah yang memampukan kita melakukan firman-Nya. Tuhan memberkati!

TS

Original read here

Prayer Request