Tuhan Memulihkan Umat-Nya
"Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman TUHAN, "bahwa pembajak akan tepat menyusul penuai dan pengirik buah anggur penabur benih; gunung-gunung akan meniriskan anggur baru dan segala bukit akan kebanjiran." (Amos 9:11-15)
Rev. Togu Sihite
9/20/20254 min read
Beberapa tahun yang lalu saya berjumpa dengan seorang pemuda yang dulu saya kenal karena pernah melayani di sebuah jemaat tertentu. Dia saat ini bekerja di sebuah perusahaan swasta di pulau Jawa. Dari penampilannya, dia hidup mapan. Hal yang berkesan dari perjumpaan itu adalah dia mengingatkan saya masa ketika dia duduk di bangku kelas tiga SMA dan hendak kuliah. Akan tetapi kondisi ekonomi tidak mencukupi merintangi niatnya. Lalu, di saat itu juga keluarga besarnya mengalami sebuah kemalangan. Situasi ini pun yang menyebabkannya memutuskan untuk bekerja serabutan untuk membantu keluarganya bertahan hidup. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu dia kemudian bekerja sambil berkuliah. Pada akhirnya dia lulus dan mendapat pekerjaan yang lebih baik. Si pemuda tadi dengan tegas bercerita bahwa masa-masa itu adalah masa-masa berat di dalam hidupnya sebab dia berpikir untuk tidak kuliah dan mengorbankan masa depannya demi adik-adiknya. Tambahnya lagi bahwa tidak sedikit orang di sekitar dan keluarga besarnya yang berkata bahwa dia tidak akan memiliki masa depan. Bahkan ketika berkuliah sambil bekerja pun sangat banyak orang yang justru mencemoohnya. Namun, pada akhirnya dia dan keluarganya mengalami perubahan dan kemajuan di dalam segala aspek kehidupan.
Pengalaman singkat di atas sedikit banyak memberikan gambaran kepada kita akan makna dipulihkan. Dipulihkan dari situasi yang sulit menjadi kondisi yang aman, damai, dan sejahtera. Kurang lebih inilah yang menjadi makna pemulihan di dalam khotbah ini. Tentu konteksnya sedikit berbeda dengan nubuatan Nabi Amos sebab umat Israel dihukum oleh TUHAN sebab pelanggaran dan dosa mereka (lih. Amos 2-6:14). Nah, setelah Nabi Amos memberitakan lima pengelihatan (Amos 7-9:6) terkait tentang ‘Hari TUHAN’ yang adalah hari penghukuman bagi umat-Nya, dia pun memberitakan tentang hari dimana mereka akan dipulihkan. Bagi para sarjana Alkitab, teks khotbah ini dibagi ke dalam tiga bagian, yakni: Janji terkait Kerajaan Daud atau Royal Promises (ay. 11-12), Janji terkait ciptaan atau Creational Promises (12-13), Janji yang bersifat personal kepada umat Israel sebagai sebuah bangsa atau Personal Promises (14-15). Intinya bahwa janji keselamatan ini mencakup seluruh aspek umat Israel sebagai umat TUHAN. Memulihkan kerajaan Daud yang dijanjikan menjadi kerajaan yang kekal (Bnd. 2 Samuel 7:16). Lalu, ciptaan berupa alam dan tumbuh-tumbuhan diberkati TUHAN untuk memberikan kehidupan bagi umat-Nya. Terakhir, pemulihan terhadap Israel sebagai sebuah bangsa. Inilah yang menjadi dasar khotbah minggu ini. Lantas bagaimana teks ini bermakna bagi kita di masa kini?
Ada tiga poin yang penting untuk kita renungkan: Siapakah Tuhan yang diproklamsikan di dalam teks ini? Apa yang diminta bagi kita untuk kita lakukan dalam keseharian kita? Apa berita sukacita dari firman ini bagi kita?
1. TUHAN adalah Pemulih Kehidupan kita (ay. 14a).
Tidak selamanya TUHAN menghukum umat-Nya. Tidak selamanya TUHAN membiarkan umat-Nya berada di dalam penghukuman. Lewat penghukuman, umat TUHAN diharapkan berubah dan mengaku kesalahan mereka. Oleh karena itu, janji keselamatan terhadap umat TUHAN diberitakan oleh Amos.
Hal yang sama juga diberitakan kepada kita bahwa TUHAN yang kita sembah itu adalah TUHAN yang memulihkan kita. Dia tidak selamanya membiarkan kita berada di bawah tekanan. Di dalam kuasa-Nya Dia menolong kita keluar dari setiap tantangan dan pergumulan. Kapan dan bagaimana pemulihan-Nya itu? Ketika kita berserah penuh kepada-Nya. Amsal berkata “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” (Amsal 3:5-6). Nabi Yesaya bahkan menggambarkan bagaimana Allah akan menolong kita. Di dalam kitab Yesaya, TUHAN berkata “janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” (41:10)
Bahkan pemulihan kita umat yang berdosa telah dinyatakan lewat Yesus Kristus. Kristus telah mati lewat salib untuk memulihkan kita. Dia memberikan kita hidup dan oleh-Nya juga kita menjadi ciptaan baru.
Oleh karena itu, kita yang letih dan lesuh (Bnd. Mat. 11:28). Mari datanglah kepada-Nya. Jangan putus asa dan menyerah. Tetaplah berpengharapan sebab Dia melihat dan menopangmu. Dia bersamamu di dalam penderitaanmu. Apapun pergumulan dan tantanganmu saat ini, Dia akan menolongmu seturut dengan kehendak-Nya.
2. Mengupayakan Perkerjaan Kita untuk Kemuliaan TUHAN (ay. 13b, 14b-15).
Di dalam teks khotbah ini, Amos memberitakan berita bahwa umat TUHAN yang dipulihkan itu akan membajak dan menuai hasil dari buah anggur (ay. 14b). Lalu, mereka juga akan membangun kota-kota dan menanami kebun serta berhasil (ay. 14-15). Nubuatan ini menekankan bahwa kita diminta untuk mempergunakan pemulihan tersebut dengan bekerja dan menjadikannya untuk kemuliaan TUHAN. Mengapa Amos menekankan kata kota-kota? Ya, kota, dari kata Ibrani 'ir, merupakan tempat kediaman umat TUHAN, contohnya saja Samaria di Utara dan Jerusalem di Selatan. Kota Jerusalem yang hancur dikuasai oleh Babel (Bnd. 2 Kings 25, Jeremiah 52, and 2 Chronicles 36). Sedangkan, kota Samaria dihancurkan oleh Asyur (Bnd. 2 Kings 17:5-6). Kota merupakan tanda kebesaran sebuah bangsa. Bahkan kota merupakan tempat dimana adanya bait suci, tempat di mana TUHAN berdiam. Membangun kota berarti kita turut di dalam memajukan kota dan mewujudkan panggilan TUHAN. Singkatnya, pekerjaan kita (termasuk bagian dari ‘membangun kota’ atau memajukan tempat kita tinggal) adalah panggilan untuk memuliakan TUHAN lewat pemulihan yang telah diberikan. Dengan demikian pemulihan itu haruslah kita pakai untuk memuliakan TUHAN.
3. Waktu pemulihan itu datang (ay. 13a)
Kabar sukacita minggu ini adalah bahwa waktu pemulihan itu (sedang) datang bagi kita. Frasa hinne yamim ba’im secara literal berarti “lihatlah, hari-hari itu sedang datang.” Terjemahan Baru oleh Lembaga Alkitab Indonesia menekankan aspek futuristik dari kedatangan "Hari TUHAN." Sebaliknya, secara gramatik kata kerja ba’im bentuknya adalah qal participle, yang berarti menunjukan aspek sedang berlangsung. Menarik untuk diperhatikan bahwa kata hari di dalam bentuk plural dan kata kerja yang digunakan adalah bentuk sedang terjadi. Di sini hari-hari merujuk kepada hari-hari pemulihan TUHAN kepada umat-Nya. Juga, pemulihan itu sedang dan akan terus bekerja bagi kita yang percaya kepada-Nya. Sebagai orang percaya di dalam Yesus Kristus, kita mengimani bahwa di dalam Roh Kudus, kita senantiasa dibaharui dan dipulihkan (Bnd. 2 Korintus 4:16).
Oleh karena itu, khotbah minggu ini memberitakan berita sukacita bahwa TUHAN yang telah menyelamatkan kita di dalam Yesus Kristus, terus menerus memulihkan kita melalui Roh Kudus agar kita di dunia ini mampu dan berpengharapan melalui setiap tantangan dan pergumulan hidup (Bnd. Rom. 15:13). Satu yang pasti bagi kita minggu ini bahwa TUHAN sedang memulihkan kita, yang sesak, terluka, jatuh, bersedih, dan putus asa. Percayalah dan biarkan Dia yang bekerja atas hidupmu.
Tuhanlah yang memampukan kita melakukan firman-Nya. Tuhan memberkati!
TS